Sabtu, 31 Mei 2014

LAPORAN

Definisi

Laporan adalah komunikasi penulis untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

1. Laporan Berbentuk Formulir Isian
Laporan berbentuk formulir isian adalah laporan yang sudah memiliki bentuk baku berupa formulir, sehingga penerima laporan dengan mudah dapat membaca dan memahami keterangan yang dimuat dalam formulir itu.


2. Laporan Berbentuk Surat
Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.



3. Laporan berbentuk memorandum
Laporan berbentuk memorandum adalah laporan yang hanya memuat pokok-pokoknya saja dan yang diedarkan di kalangan terbatas atau intern.
Di bawah ini merupakan contoh laporan berbentuk memorandumdalam Laporan penjualan di perusahaan.
   
4. Laporan Berkala
Laporan berkala merupakan pertanggungjawaban yang bersifat rutin dan dibuat berkala, dua kali dalam satu tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban petaksanaan rencana dan program selama satusemester disebut dengan laporan tengah tahunan. Sementara itu, laporan pertanggungjawaban peiaksanaan rencana dan program selama satu tahun disebut dengan laporan tahunan. 
Di bawah ini merupakan contoh laporan berkala yang ada di perusahaan GPS Tracker Alat Berat.
  

5. Laporan Laboratoris
Salah satu tujuan dari laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakukan dalam laboratoria. Dalam hal-hal tertentu laporan itu bukan hanya menyajikan hasil kegiatan dilaboratoria, tetapi juga harus menerapkan masalah-masalah khusus bahkan kegiatan-kegiatan yang diingikan.



Sumber :
http://meirianie.wordpress.com/2011/11/12/laporan/
http://raveltglory.blogspot.com/2011/11/prinsip-struktur-jenis-dan-macam-macam.html
http://tyomulyawan.wordpress.com/2013/06/05/laporan/
http://ugdinata.blogspot.com/
http://pendidikanterbuka.blogspot.com/2013_06_01_archive.html
http://ppkipmjabar.files.wordpress.com/2008/05/pengumuman-pengadaan-barang8.jpg

Rabu, 30 April 2014

PERJUANGAN MAHA GURU

Perjuangan Maha Guru Hasyim Asy’ari

Judul buku               :  Guru Sejati Hasyim Asy’ari: Pendiri Pesantren 
                                  Tebu Ireng yang Mengakhiri Era Kejayaa Kebo
                                  Ireng dan Kebo Kicak
Penulis                      : Masyamsul Huda
Penerbit                    : Pustaka Inspira, Jakarta
Cetakan                    : I, Maret 2014
Tebal                        : 270 Halaman
ISBN                        : 978-602-97066-6-6






Tahun 1870 menjadi titik mula masuknya kapitalisme ke Indonesia. Ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Gula dan Undang-Undang Agraria di Hindia Belanda. Belanda mendirikan Pabrik Gula Cukir di wilayah Timur pulau Jawa.
Pendirian pabrik dilakukan secara sewenang-wenang. Belanda mengambil paksa lahan para petani dan mengabaikan hak-hak rakyat. Dengan cara sewenang-wenang Belanda menyulap lahan penduduk menjadi lokasi pabrik. Hal itu pun memicu perlawanan dari masyarakat sekitar.

Sebab itu, Belanda mempertahankan pabrik tersebut dengan beragam cara. Termasuk dengan melanggengkan pelacuran dan perjudian disekitar pabrik. Akibatnya, suasana Dusun Sumoyono berubah menjadi carut-marut.
Perkelahian antar warga sudah menjadi pemandangan biasa. Pemerkosaan menjadi kabar yang menakutkan bagi kaum perempuan. Warga sekitar terlilit hutang sebab gaji yang semestinya dibelikan bahan pokok habis dalam meja perjudian.
Penduduk Sumoyono menyebut lokasi itu dengan nama Kebo Ireng. Kebo Ireng dikendalikan seorang jawara bernama Joko Tulus. Ketokohan Joko Tulus di Kebo Ireng ibarat raja kecil, sehingga masyarkat menjulukinya Kebo Kicak. (Halaman 103)
Buku bertajuk Guru Sejati Hasyim Asy’ari ini, menguraikan perjuangan Maha Guru Hasyim Asy’ari dalam merintis Pondok Pesantren Tebu Ireng. Agar bisa dipakai sebagai rujukan memahami sejarah dan menjadi pelajaran berharga atas perjuangan KH Hasyim Asy’ari.
Sebagai dalang terkenal dan orang terhormat di wilayah Sumoyono, Sakiban tidak bisa terus berdiam diri. Akhirnya, dia memutuskan bertemu denga Alwi untuk membincangkan masalah Pabrik Cukir. Alwi pun mengusulkan Hasyim Asy’ari sebagai tokoh pembaharu yang dapat merubah kondisi tersebut.
Saat bertemu dengan Hasyim Asy’ari, Sakiban merasa menemukan tokoh yang selama ini ia cari. Sosok pemimpin yang kharismatik, bersahaja, dan panutan menuju jalan kebenaran. Sekaligus pemimpin yang kuat secara ilmu ekonomi dan agama Islam terdapat dalam diri Hasyim Asy’ari.
Tidak mudah mencari pemimpin yang amanah dan mau ikhlas mengorbankan seluruh hidup dan matinya untuk perjuangan di tengah peradaban yang sudah rusak. Karena ini butuh keikhlasan, kesabaran dalam melakukan perjuangan mengubah peradaban secara permanen dan jangka panjang.
Satu-satunya cara menghilangkan penyakit sosial di Pabrik Cukir tanpa kekerasan adalah dengan membangun pondok pesantren. Maka Sakiban memberikan wakaf sebidang tanah sebelahUtara Pabrik Cukir sebagai lokasi pondok pesantren.
Hasyim Asy’ari meletakkan dasar pendidikan yang berharga dengan menolak wakaf tanah dan tetap membayar tanah tersebut. Baginya memperjelas suatu kepemilikan akan lebih aman dan bermartabat dibanding menerima sesuatu yang kelak bisa diperdebatkan. (Halaman 191)
Hasyim Asy’ari bersama Sakiban dan Alwi memulai merintis pendirian pondok pesantren. Pada mulanya pondok pesantren ini hanya padepokan silat dan pengobatan. Itu untuk mengelabui Belanda yang selalu mencurigai pendirian pondok pesantren. Bahkan, Sakiban mendatangkan beberapa santri dari berbagai daerah yang menguasai ilmu kanuragan.
Sekalipun pendirian pondok pesantren mendapatkan gangguan dan ancaman,  Hasyim Asy’aritetep memperlihatkan sikap bersahabat dengan siapa saja. Termasuk pihak-pihak yang tidak suka dengannya. Kedalaman ilmu, wawasan dan kesantunan sikap selalu dia tunjukkan di mana pun.Sehingga semkin banyak memikat hati siapa saja yang mulai mengenalnya.
Keahliannya dalam bercocok tanam juga membuat masyarakat sekitar semakin kagumdengannyaMenurut Hasyim Asy’ari, perlunya membangun pondasi agama yang baik dan membangun ekonomi masyarakat secara paralel dalam metode pendidikan. Pembangunan pusat pendidikan yang ideal adalah pesantren yang mampu meletakkan pondasi dengan membangun etika bagi setiap santri.(Halaman 172)
Tujuh tahun sejak berdirinya pondok pesantren, nama Hasyim Asy’ari semakin dikenal masyarakat. Islam dan pondok pesantren itu berkembang pesat bukan karena paksaan dan tekanan, melainkan dengan sukarela.
Hasyim Asy’ari menginginkan pesantren itu memiliki nama yang bisa menjadi tetenger sebuah perubahanTebu Ireng adalah nama yang tepat. Nama ini memiliki nilai filosofis yang berarti tebu yang paling baik jenisnya adalah tebu ireng, batang tebu yang berwarna hitam. Dari tebu jenis yang paling baik inilah kita berharap dan atas izin Allah akan menghasilkan gula yang paling bermutu dan bernilai jual tinggi. (Halaman 260)
Sebagai keturunan Kiai Sakiban, Masyamsul Huda menyuguhkan karya yang orisinil. Fakta-fakta yang diambil berdasarkan cerita dari orangtua, masyarakat setempat dan Sekitar Tebu Ireng dan disadur dari berbagai literatur.
Masyamsul Huda tidak mengeksplorasi sosok dan ketokohan Hasyim Asy’ari secara panjang lebarTetapi dia hendak menghadirkan dan menyuguhkan cerita sejarah Pabrik Cukir, Kebo Ireng, Kebo Kicak dan Tabu Ireng sebagai rangkaian sejarah yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Buku ini menguak rahasia perjuangan Hasyim Asy’ari Sebagai Maha Guru Sejati yangmembangun, membesarkan dan mempertahankan Pondok Pesantren Tebu Ireng dari Gempuran dunia hitam Kebo Ireng. Sebuah fakta sejarah pengorbanan santri dan kiai dalam memperjuangkan kemerdekaan.

KARANGAN ILMIAH


Karangan Ilmiah, Non Ilmiah dan Semi Ilmiah (Populer)
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan di tulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dapat juga diartikan sebagai tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu. Disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenaran atau keilmiahannya. Karangan ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Objektif, keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, dan tidak dimanipulasi.
  • Netral, kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
  • Sistematis, uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
  • Logis, kelogisan ini bisa di lihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
  • Menyajikan fakta, bukan emosi atau perasaan.
  • Tidak pleonatis, maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit.
  • Menggunakan ragam bahasa formal.

karangan ilmiah populer
yaitu pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak dibaca & dipahami, fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berfikir keilmuan
Ciri-ciri Karangan ilmiah Populer
a.    Sasaranya masyrakat umum atau awam
b.    Kata – katanya sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami
c.    Tidak memuat hiptesis
d.    Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya
e.    Karangan ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik
f.     Menggunakan bahasa yang komunikatif. 
  • Secara bahan menyajikan fakta objektif, bisa juga fiktif.
  • Secara penyajian, menggunakan bahasa yang cermat, tidak selalu formal tetapi tetap taat asas, di susun secara sistematis, tidak memuat hipotesis.
  •  Sikap penulis, tidak memancing pertanyaan yang meragukan perasaan pembac agar seolah-olah mereka menghindari sendiri.
  •  Simpulan, membiarkan fakta berbicara sendiri, sekalipun didahului dengan membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir aplikasinya.
  • Sasaran masyarakat umum atau awam.
  • Menggunakan kata-kata sederhana, mudah didentifikasi dan dipahami.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya.
  • Karangan ilmiah popular di susun seperti kerucut terbalik.
  • Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Kerangka Karangan Ilmiah Populer
a.    Pendahuluan
b.    Tubuh tulisan
c.    Penutup          
Langkah- langkah Menulis Karangan Ilmiah Populer
a.    Menelaah tema
b.    Menguji kelayakan topik
c.    Mengumpulkan bahan sumber tulisan
d.    Menyusun kerangka
e.    Mengembangkan kerangka(Soesena, 1993: 77)

KARANGAN NON ILMIAH
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Bersifat subjektif, tidak di dukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa di gunakan (tidak formal). Karangan non ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Emotif, kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
  • Persuasif, penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
  • Deksriptif, pendapat pribadi, sebagian imajinatif, dan subjektif.
  • Kritik tanpa dukungan bukti.
http:// girlycious09.wordpress.com/tag/cirri-ciri-karya-non-ilmiah/
http://kiarukayaah.blogspot.com/2013/10/pengertian-karangan-ilmiah-populer-dan_30.html
http://carideny.blogspot.com/2014/04/karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-semi.html