Rangkuman Seminar
Pusat Studi Interaksi Manusia dan Teknologi menyelenggarakan
kegiatan Seminar Pusat Studi Interaksi Manusia dan Teknologi dengan tema:
“Perspektif terhadap interaksi manusia dan teknologi dalam menghadapi era
globalisasi“ yang akan diselenggarakan pada: Hari / Tanggal : Selasa / 26 Maret
2013
Waktu : Pukul. 09.00 – 12.30 wib
Tempat : Gedung 4 Lt 6 Auditorium, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya no. 100, Pondok Cina, Depok
Nara sumber :
1: Prof. Anang Zaini Gani (ITB)
2: Dr. Ing Adang Suhendra
Moderator : Dr. Tubagus Maulana
Prof. Anang Zaini Gani (ITB)
Interaksi manusia dan teknologi
Sejarahnya :
1. Masyarakat pertanian (800 SM -1700) penemuan “pacul”.
2. Masyarakat Industri (1700 – 1970) penemuan alat bantu
otot.
3. Masyarakat informas (1970 – 2000) penemuan alat bantu
otak.
Undeveloped country vs unmanageable country. Indonesia
merupakan Negara yg unmanageable country artinya Indonesia adalah Negara yg
kaya tetapi kekayaan tersebut tidak bisa dimanfaatkan sumber daya dengan
maksimal. Negara Indonesia pun masih mengimpor sumber daya alam dll.
Oleh karena itu, teknologi sebagai sarana untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup manusia demi menjaga keberlangsungan dan kenyamanan
hidupnya. Sedangkan komunikasi berarti proses peyampaian pesan antara dua orang
atau lebih untuk mempengaruhi orang tersebut baik secara langsung maupun tidak.
Dari table tersebut menunjukkan bahwa sikap dan aplikasi
pemebangunan dan perekonomian Indonesia masih di anggap lemah dalam tatanan
global, yang yang seharusnya proses tersebut terus meningkat namun kenyataannya
hanya naik-turun, factor ini disebabkan oleh berbagai sektor, antaranya :
1. Nilai Inti Pembangunan
Permasalahan utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia adalah
kualitas SDM. Rendahnya kualitas SDM menyebabkan rendahnya daya saing global
bangsa Indonesia.
2. Kolonialisme dan Inferiorisme
Rendahnya kualitas SDM akibat pembodohan terstruktur sejak
berabad-abad lamanya. Tahun 2006 Human Development Index (HDI) Indonesia hanya
menduduki rangking 69 dari 104 negara. Penjajahan selama lebih dari 3,5 abad
menjadikan bangsa Indonesia inferior dan selalu pasrah pada keadaan, rendah
diri dan tidak kreatif. Kalaupun mau berusaha, cukup puas hanya pada tataran
pencapaian rata-rata (mediocore achievement).
3. Sumber Daya Alam
Perekonomian Indonesia tidak bisa menggantungkan daya
saingnya dari keunggulan komparatif apalagi hanya dengan mengeksploitasi sumber
daya alam yang tidak terbarukan. Saat ini stok sumber daya alam tidak
terbarukan seperti minyak bumi, gas, maupun batubara Indonesia telah menipis.
Demikian juga sumber daya alam yang dapat diperbarui juga telah banyak rusak
dan membutuhkan waktu yang amat lama untuk dapat dikembalikan kepada keadaan
semula.
Rusak dan gundulnya hutan telah menjadi isu yang cukup
memprihatinkan. Bahkan kerusakan alam yang demikian parahnya justru menyebabkan
bencana lain muncul, seperti tanah longsor dan banjir, yang menambah
terpuruknya daya saing perekonomian Indonesia.
4. Teknologi
Dalam hal penguasaan teknologi Indonesia juga masih kalah
dibandingkan dengan Negara tetangga, meskipun Indonesia memiliki cadangan
sumber daya alam yang cukup untuk membuat industry teknologi sendiri. Hal ini
disebabkan karena kualitas SDM Indonesia yang kurang diberdayakan untuk
memajukan sector teknologi.
6 Senjata gelap globalisasi :
1. Demokrasi
b. HAM
c. HAKI
d. Lingkungan
e. Standarisasi (ISO)
f. Risk country
Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang
adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karena didukung oleh sistem
informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara
berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Jadi jelas bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat ditentukan
oleh penguasaan terhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi senjata pokok
untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis
dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi. Di era
globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya
sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada
guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi
menjadi sangat pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar