Senin, 01 April 2013

Perspektif Terhadap Interaksi Manusia dan Teknologi dalam Menghadapi Era Globalisasi


Rangkuman Seminar
Pusat Studi Interaksi Manusia dan Teknologi menyelenggarakan kegiatan Seminar Pusat Studi Interaksi Manusia dan Teknologi dengan tema: “Perspektif terhadap interaksi manusia dan teknologi dalam menghadapi era globalisasi“ yang akan diselenggarakan pada: Hari / Tanggal : Selasa / 26 Maret 2013
Waktu : Pukul. 09.00 – 12.30 wib
Tempat : Gedung 4 Lt 6 Auditorium, Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya no. 100, Pondok Cina, Depok
Nara sumber :
1: Prof. Anang Zaini Gani (ITB)
2: Dr. Ing Adang Suhendra
Moderator : Dr. Tubagus Maulana
Prof. Anang Zaini Gani (ITB)
Interaksi manusia dan teknologi
Sejarahnya :
1. Masyarakat pertanian (800 SM -1700) penemuan “pacul”.
2. Masyarakat Industri (1700 – 1970) penemuan alat bantu otot.
3. Masyarakat informas (1970 – 2000) penemuan alat bantu otak.
Undeveloped country vs unmanageable country. Indonesia merupakan Negara yg unmanageable country artinya Indonesia adalah Negara yg kaya tetapi kekayaan tersebut tidak bisa dimanfaatkan sumber daya dengan maksimal. Negara Indonesia pun masih mengimpor sumber daya alam dll.
Oleh karena itu, teknologi sebagai sarana untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia demi menjaga keberlangsungan dan kenyamanan hidupnya. Sedangkan komunikasi berarti proses peyampaian pesan antara dua orang atau lebih untuk mempengaruhi orang tersebut baik secara langsung maupun tidak.
Dari table tersebut menunjukkan bahwa sikap dan aplikasi pemebangunan dan perekonomian Indonesia masih di anggap lemah dalam tatanan global, yang yang seharusnya proses tersebut terus meningkat namun kenyataannya hanya naik-turun, factor ini disebabkan oleh berbagai sektor, antaranya :

1. Nilai Inti Pembangunan
Permasalahan utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia adalah kualitas SDM. Rendahnya kualitas SDM menyebabkan rendahnya daya saing global bangsa Indonesia.

2. Kolonialisme dan Inferiorisme
Rendahnya kualitas SDM akibat pembodohan terstruktur sejak berabad-abad lamanya. Tahun 2006 Human Development Index (HDI) Indonesia hanya menduduki rangking 69 dari 104 negara. Penjajahan selama lebih dari 3,5 abad menjadikan bangsa Indonesia inferior dan selalu pasrah pada keadaan, rendah diri dan tidak kreatif. Kalaupun mau berusaha, cukup puas hanya pada tataran pencapaian rata-rata (mediocore achievement).

3. Sumber Daya Alam
Perekonomian Indonesia tidak bisa menggantungkan daya saingnya dari keunggulan komparatif apalagi hanya dengan mengeksploitasi sumber daya alam yang tidak terbarukan. Saat ini stok sumber daya alam tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas, maupun batubara Indonesia telah menipis. Demikian juga sumber daya alam yang dapat diperbarui juga telah banyak rusak dan membutuhkan waktu yang amat lama untuk dapat dikembalikan kepada keadaan semula.
Rusak dan gundulnya hutan telah menjadi isu yang cukup memprihatinkan. Bahkan kerusakan alam yang demikian parahnya justru menyebabkan bencana lain muncul, seperti tanah longsor dan banjir, yang menambah terpuruknya daya saing perekonomian Indonesia.

4. Teknologi
Dalam hal penguasaan teknologi Indonesia juga masih kalah dibandingkan dengan Negara tetangga, meskipun Indonesia memiliki cadangan sumber daya alam yang cukup untuk membuat industry teknologi sendiri. Hal ini disebabkan karena kualitas SDM Indonesia yang kurang diberdayakan untuk memajukan sector teknologi.

6 Senjata gelap globalisasi :

1.  Demokrasi
b.    HAM
c.    HAKI
d.    Lingkungan
e.    Standarisasi (ISO)
f.     Risk country

Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karena didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi jelas bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi. Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek.